Pages

Selasa, 14 Februari 2012

AF’AALUL MUQOROBAH (KATA KERJA MAKNA HAMPIR SAJA)


أَفْعَالُ الْمُقَارَبَةِ

AF’AALUL MUQOROBAH (KATA KERJA MAKNA HAMPIR SAJA)

كَكَانَ كَادَ وَعَسَى لكِنْ نَدَرْ غَيْرُ مُضَارِعٍ لِهذَيْنِ خَبَرْ

Beramal semisal KAANA (merofa’kan mubtada’ sebagai isimnya dan menashabkan khobarnya) yaitu KAADA dan ‘ASAA, akan tetapi khobar untuk keduanya ini jarang selain bentuk fi’il mudhari’.
Contoh:
KAADA ATS-TSAMARU YATHIIBU
Buah itu hampir matang
‘ASAA AL-AMNU AN YADUUMA
Mudah-mudahan ketentraman ini untuk selamanya

وَكَوْنُهُ بِدُونِ أَنْ بَعْدَ عَسَى نَزْرٌ وَكَادَ الأَمْرُ فِيْهِ عُكِسَا

Adanya khabar tanpa AN setelah ‘ASAA adalah jarang (khobar ‘ASAA sering dengan AN) sedangkan KAADA, perkara yang ada padanya terbalik (khobar KAADA sering tanpa AN)
Contoh:
1. ‘ASAA ZAIDUN “AN YAQUUMA” (sering dg AN)
smoga saja zaid berdiri
2. MAA KAADA ZAIDUN “YAQUUMU” (sering tnp AN)
hampir saja zaid tidak berdiri

وَكَعَسَى حَرَى وَلكِنْ جُعِلاَ خَبَرُهَا حَتْمَاً بِأَنْ مُتَّصِلاَ

HAROO seperti ‘ASAA (sama-sama bermakna semoga saja/af’aalur-roja) akan tetapi khabarnya dijadikan bersambung dengan AN secara wajib.
Contoh:
1. HAROO ZAIDUN AN YAQUUMA (wajib dg AN)
Semoga saja zaid berdiri

وَأَلْزَمُوا اخْلَوْلَقَ أَنْ مِثْلَ حَرَى وَبَعْدَ أَوْشَكَ انْتِفَا أَنْ نَزُرَا

Mereka (nuhat/arab) mewajibkan IHLAULAQO dengan AN sebagaimana HAROO, sedangkan khobar setelah AUSYAKKA tanpa AN adalah jarang.
Contoh:
1. IHLAULAQO ZAIDUN AN YAQUUMA (wajib dg AN)
Semoga saja zaid berdiri
2. AUSYAKKA ZAIDUN AN YAQUUMA (sering dg AN)
Hampir saja zaid berdiri

وَمِثْلُ كَادَ في الأَصَحِّ كَرَبَ أوِ تَرْكُ أَنْ مَعْ ذِي الْشُّرُوع وَجَبَا

“KAROBA” seperti hukum KAADA (sering khobarnya tanpa AN, dan sama bermakna hampir) demikian menurut kaul yang lebih shahih. Atau wajib tanpa AN sebagai Af’aalus-Syuruu’ (kata kerja bermakna memulai).

كَأَنْشَأَ الْسَّائِقُ يَحْدُو وَطَفِقْ كَذَا جَعَلْتُ وَأَخَذْتُ وَعَلِقْ

Contoh (Af’aalus-Syuruu’) “ANSYA-As-saa-iqu yahdzuu”, “THOFAQO” demikian juga “JA’ALA”, “AKHODZA” dan “‘ALIQO”
Contoh:
KAROBA ZAIDUN YAQUUMU
Zaid hampir berdiri
ANSYA’A ASSAA’IQU YAHDZUU
Kusir itu mulai menggiring/memacu
THOFAQO ZAIDUN YAD’UU
Zaid mulai berdoa
JA’ALA ZAIDUN YATAKALLAMU
Zaid mulai berbicara
AKHODZA ZAIDUN YANZHIMU
Zaid mulai menyusun
‘ALIQO ZAIDUN YAF’ALU
Zaid mulai bekerja

وَاسْتَعْمَلُوا مُضَارِعَاً لأَوْشَكَا وَكَادَ لاَ غَيْرُ وَزَادُوا مُوْشِكَا

Mereka (nuhat/orang arab) mempergunakan juga bentuk fi’il mudhari’ (dalam bab af’aalul muqorobah ini) untuk lafazh AUSYAKKA dan KAADA, dan tidak untuk lafazh yg lainnya, ditambah juga bentuk isim faa’l contoh MUUSYIKUN.
Contoh:
يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ
YAKAADUL-BARQU YAKHTHOFU ABSHOOROHUM
Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka… (QS. Al-Baqoroh :20)
يُوشِكُ الْفُرَاتُ أَنْ يَحْسُرَ عَنْ كَنْزٍ مِنْ ذَهَبٍ
YUUSYIKU AL-FUROOTU AN YAHSURO ‘AN KANZIN MIN DZAHABIN
Hampir-hampir sungai Furot itu merasa letih karena emas yg dikandungnya … (HR. Bukhari Muslim)
فَمُوشِكَةٌ أَرْضُنَا أَنْ تَعُودَ خِلاَ فَ الأنِيسِ وَحُوشاً يَبَابَا
FA MUUSYIKUN ARDHUNAA AN TA’UUDA KHILAAFAL-ANIISI WAHUUSYAN YABAAYAA
Hampir-hampir bumi kami setelah dihuni kembali menjadi tanah liar dan mati. (Syahid Syair oleh Abu Sahm Al-Hudzaliy)

بَعْدَ عَسَى اخْلَوْلَقَ أَوْشَكَ قَدْ يَرِدْ غِنًى بِأَنْ يَفْعَلَ عَنْ ثَانٍ فُقِدْ

Setelah ASAA, IKHLAULAQO dan AWSYAKKA, sungguh ditemukan cukup dengan AN YAF’ALA (jumlah AN dan Fiil Mudhari cukup sebagai isimnya tanpa Khobar, ya’ni ketiga Af’alul Muqorobah tsb diberlakukan sebagai Fi’il Tam) tanpa kata kedua (khobarnya) yang dihilangkan.
Contoh:
‘ASAA AN YAQUUMA = mudah-mudahan dia berdiri
IKHLAWLAQO AN YA’TII = mudah-mudahan dia datang
AWSYAKKA AN YA’MALU = hampir lagi dia mengerjakannya

وَجَرِّدَنْ عَسَى أَوْ ارْفَعْ مُضْمَرَا بِهَا إذَا اسْمٌ قَبْلَهَا قَدْ ذُكِرَا

1- Kosongkan! lafazh ‘ASAA, atau (pilih) 2- Rofa’kan dhamir mustatir yg ada pada ‘ASAA. Apabila terdapat isim yang disebut sebelumnya.
Contoh: ZAIDUN ‘ASAA AN YABROA “semoga zaid sembuh”
1. Asaa menjadi Fi’il Tam, kosong tanpa dhamir, dan faa’ilnya adalah ta’wil masdar “AN YABROA”
2. Asaa ,menjadi Fi’il Naqis, mengandung dhamir mustatir sebagai isimnya, dan khobarnya adalah ta’wil masdar “AN YABROA”

وَالْفَتْحَ وَالْكَسْر أَجِزْ فِي الْسِّيْنِ مِنْ نَحْوِ عَسَيْتُ وَانْتِقَا الْفَتْحِزُكِنْ

Perkenankanlah! mengharkati fathah atau kasrah untuk Sin dari contoh ‘ASAITU (‘asaa yg bersambung dengan dhamir rofa’ mutaharrik). Memilih harakat fathah adalah yg umum.
Contoh:
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi..?

0 komentar:

Posting Komentar

Followers