Pages

Rabu, 15 Februari 2012

biografi KH. Ahmad dahlan



PEMBAHASAN

A.    KH. Ahmad Dahlan
KH. Ahmad Dahlan lahir tahun 1868 / 1923 di Kauman Yogyakarta. Dengan nama kecilnya M. Darovis, beliau anak ke – 4 dari KH. Abu Bakar bin Sulaiman ( khotib di Masjid Agung Kesultanan Yogyakarta ) dan ibunya adalah Putri H. Ibrohim ( penghulu ).
Ahmad Dahlan ialah orang yang berpandangan dan bersikap kritis terhadap pola pendidikan tradisional yang ada pada saat itu. Pendidikan dasarnya tentang agama diperoleh dari lingkungan keluarganya dan dari pondok pesantren. Diantara gurunya adalah KH. M. Sholeh dalam bidang Fiqih, KH. Muhsin dan KH. Ahmad Khamid dalam bidang Nahwu, KH. R. Dahlan dalam bidang Falaq, KH. Mahfudz dan Syekh Khayat dalam bidang Hadits.
Pada tahun 1898 beilau hijrah ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji dan melanjutkan studinya selama 1 tahun. Beliau belajar agama dari Syaikh Ahmad Khotib ( ulama pembaharu Islam ). Kemudian pada tahun 1903 beliau kembali mengunjungi Makkah dan menetap disana selama 2 tahun.
Ide pemikiran KH. Ahmad Dahlan tentang pembaharuan merupakan ketertarikan beliau terhadap ide pemikiran-pemikiran tokoh pembaharu Islam seperti Ibnu Taimiyyah, Jamaluddin Al-Afgani, M. Abduh Rosyid Ridlo dan juga beliau mempelajari perubahan di Mesir, Arab dan India.
Beliau juga aktif di Budi Utomo tahun 1908, Syarikat Islam tahun 1912. Beliau wafat tanggal 7 Rajab 1240 H / 23 Februari 1923 M dimakamkan di Karang Kajen Kemantren Mergansan Yogyakarta.
1.      Setting Sosial
Pada saat ini masyarakat Jawa banyak terpengaruh oleh kebudayaan Hindu sehingga menyebabkan bercampurnya kebudayaan Hindu dengan pelaksanaan agama Islam. Contohnya muncul bid’ah, khurafat, takhayul
Masyarakat Jawa dalam hal pendidikan terjebak pada 2 disiplin ilmu yaitu Mistismi ( tasawuf ) dan fiqh ( mazhab Syafi'i ) 2 ilmu ini sangat mendominasi waktu itu, sehingga peran logika / akal, ilmu yang sumbernya dari logika kurang diminati, mereka hanya mempelajari ilmu yang hanya cukup dihafalkan dan dipahami saja.
Sebab-sebab terjadinya budaya-budaya di atas, dipengaruhi oleh                  2 faktor yaitu :
1.      Faktor Intern
2.      Faktor Ekstern
Secara garis besar masalah-masalah yang dihadapi di Indonesia dan       di Jawa pada khususnya antara lain :
1.      Kehidupan agama yang tidak murni
2.      Pendidikan yang tidak efesien
3.      Kegiatan para misionaris Kristen
4.      Sikap masa bodoh dan bahkan anti agama di kalangan intelegensia.1)
Usaha-usaha yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dengan mendirikan Organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah didirikan pada tanggal 10 Nopember 1912 di Yogyakarta.
Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang bergerak dibidang pendidikan, dakwah dan kemasyarakatan. Tujuan didirikannya organisasi adalah untuk membebaskan umat Islam dari kebekuan dalam segala bidang kehidupan dan praktek-praktek agama yang menyimpang dari kemurnian ajaran Islam.
Pada saat itu belum ada organisasi Islam yang kuat dan maju. Tampillah Muhammadiyah menjadi organisasi Islam yang ingin memperjuangkan nasib umat Islam. Sebagai organisasi dakwah dan pendidikan, Muhammadiyah mendirikan lembaga pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.2)



2.      Metode Pendidikan dan Teori KH. Ahmad Dahlan
Didalam menyampaikan pelajaran agama, KH. Ahmad Dahlan tidak menggunakan pendekatan yang tekstual tetapi kontekstual. Pelajaran agama tidak cukup dipahami / dihapalkan secara kognitis, tetapi harus diamalkan sesuai situasi dan kondisi.
Perlu diketahui bahwa pada waktu itu terjadi adanya dikolomi pendidikan antara pendidikan umum dengan agama, yang implikasinya juga menimbulkan dikolomi antara ulama dan intelek.
Untuk mewujudkan pendidikan yang maju harus memadukan antara agama dan ilmu-ilmu umum ( sekuler ) sehingga pada tujuan akhirnya dapat menciptakan seseorang pandai agama ( ulama ) dan juga pandai ilmu-ilmu umum ( intelek ) dengan kata lain yaitu ulama yang intelek. Dalam pembaharuannya dalam pendidikan sesuai dengan kondisi waktu itu beliau memakai teori yang disebut “Synthetiec Scientis Theory”.

3.      Ide dan Tokoh Pemikiran Pendidikan
Menurut beliau tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang lain dalam ilmu agama, berpandangan luas dengan memiliki pengetahuan umum dan siap berjuang, mengabdi untuk bangsa dan negaranya.
Ide pokok-pokok pendidikan beliau adalah :
1.      Kurikulum / materi pendidikan hendaknya meliputi dari pendidikan moral, pendidikan individu dan pendidikan kemasyarakatan.
2.      Mengadopsi sistem pendidikan yang bagus dan Barat.
3.      Memperkenalkan manajemen yang modern ke dalam sistem pendidikan.
4.      Mengajarkan sikap hidup yang terbuka dan toleran serta siap berjuang dan mengabdikan pikiran dan tenaganya untuk kemajuan Islam.
5.      Mengadakan perubahan dalam metode pengajaran.
6.      Perubahan dalam bidang lembaga pendidikan Islam.


4.      Usaha-Usaha dan Jasa-Jasa KH. Ahmad Dahlan
Cita-cita beliau adalah memperbaiki masyarakat Indonesia berlandaskan agama Islam. Usaha-usahanya ditujukan untuk hidup beragama. Keyakinan beliau adalah bahwa untuk membangun masyarakat bangsa haruslah terlebih dahulu dibangun semangat. Kalau syarikat Islam usaha-usahanya ditekankan kepada bidang politik berlandaskan cita agama. Muhammadiyah menekankan usahanya kepada perbaikan hidup beragama gamal-gamal pendidikan dan sosial.
Usaha-usaha dan jasa-jasa KH. Ahmad Dahlan :
1.      Mengubah dan membetulkan arah kiblat yang tidak tepat menurut mestinya.
2.      Mengajarkan dan menyiarkan agama Islam dengan secara populer.
3.      Memberantas bid’ah-bid’ah dan khurafat serta adat istiadat yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.
4.      Mendirikan perkumpulan Muhammadiyah pada tahun 1912 M yang masih hidup dan tersebar di seluruh Indonesia sampai sekarang.3)

B.     KH. Hasyim Asy’ari
Moh. Hasyim dilahirkan di Jombang Jawa Timur pada tahun 1871 M tepatnya 14 Pebruari 1971 atau 24 Dzulqoidah 1287 H. ayahnya bernama Kyai Asy’ari dan Ibunya merupakan keturunan ke – 9 dari Jaka tingkir Sultan Pajang tahun 1568 H.
Pendidikan Agama beliau peroleh dari ayahnya tahun 1876 di Pesantren Wonokoyo lalu ke Probolinggo, Pelangitan dan Trenggilis, Jawa Timur. Ketika umur 15 tahun mondok di Madura Pesantren Siwalan Panji, beliau memperdalam ilmu fiqh dan mengikuti mazhab Syafi'i.
Ilmu-ilmu yang pernah dipelajarinya antara lain Tafsir, Hadits, Bahasa Arab, Sastra, Ilmu Sosial. Hasyim Asy’ari adalah pendidik yang ulung dan luas ilmunya serta memahami jiwa sang murid. Dalam hidupnya selalu dihiasi dengan perbuatan baik.
1.      Teori Kependidikan KH. Hasyim Asy’ari
Pemikirannya dalam dunia pendidikan direalisasikan melalui pendidikan pesantren. Rencana awalnya dilakukan dengan akan mendirikan pondok pesantren di Tebu Ireng. Ide itu mendapat tantangan keras dari para kyai dengan alasan sebagai berikut :
1.      Tempat itu merupakan wilayah yang kurang agamis
2.      Banyak perampok, pejudi, pelacur yang dikhawatirkan mengganggu proses belajar-mengajar.
Namun demikian tidak mengurangi untuk mewujudkan keinginan beliau, alasannya yaitu :
1.      Pesantren merupakan tempat mempraktekkan ilmu.
2.      Pesantren sebagai agen sosial untuk perubahan.
3.      Pesantren sebagai motor penggerak perubahan masyarakat.
Dalam dunia pendidikan KH. Hasyim Asy’ari mengemukakan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1.      Memegang teguh salah satu mazhab yang 4 yaitu Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Maliki dan Imam Syafi'i.
2.      Memeriksa kitab sebelum untuk mengajar, supaya diketahui apakah termasuk kitab ahlussunnah wal jama’ah atau merupakan kitab bid’ah.
3.      Memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan :
4.      Memperbanyak madrasah-madrasah yang berdasarkan agama Islam              ( Ahlus Surah ).
5.      Mendirikan badan-badan yang bertujuan untuk memajukan urusan pertanian, perniagaan dan perusahaan yang tidak dilarang oleh syara agama Islam.

2.      Ide Pokok
Pada daarnya pokok-pokok pemikirannya tentang pendidikan memuat hal-hal sebagai berikut :
1.      KH. Hasyim Asy’ari ingin memadukan budaya tradisional dengan budaya modern dalam hal kemasyarakatan.
2.      Memadukan metode tradisional dengan berkembang di masyarakat Islam untuk menyebarkan agama Islam dalam wilayah masyarakat.
3.      Merombak sistem pendidikan dalam pesantren disempurnakan dengan pendidikan umum.

3.      Jasa dan Usaha-Usaha KH. Hasyim Asy’ari
Jasa KH. Hasyim Asy’ari selain mengembangkan ilmu pimpinan              di Pesantren Tebu Ireng adalah keikutsertaan mendirikan Nahdlatul Ulama. Bahkan ia merupakan Syekhul Akbar dalam perkumpulan ulama terbesar               di Indonesia.
Nahdlatul Ulama didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 M                     di Surabaya. Maksud didirikannya Nahdlatul Ulama ialah memegang teguh salah satu mazhab dari mazhab yang empat dan mengerjakan apa-apa yang menjadikan kemaslahatan untuk agama Islam.
Nahdlatul ulama berasaskan agama Islam bertujuan sebagai berikut :
a.       Menegakkan syari’at Islam dengan berhaluan salah satu daripada              4 mazhab.
b.      Mempertinggi berlakunya hukum Islam dalam masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut diadakan usaha-usaha sebagai berikut :
1.      Menyiarkan agama Islam dengan jalan tabligh, kursus dan penerbitan.
2.      Mempertinggi mutu pendidikan dan pengajaran Islam.
3.      Menggiatkan usaha-usaha kebajikan ( sosial ).
4.      Menggiatkan amar ma’ruf nahi munkar dengan jalan sebaik-baiknya.
5.      Mempererat hubungan diantara umat Islam, terutama para ulama.
6.      Memperhatikan tentang perekonomian umat Islam.
7.      Mengadakan kerjasama dengan organisasi yang lain dalam usaha mewujudkan masyarakat Islam.
8.      Memperjuangkan tujuan itu NU dalam badan-badan pemerintahan.
Selain itu KH. Hasyim Asy’ari juga duduk dalam MIAI yang kemudian menjadi Masyumi. Begitu pula dalam gerakan pemuda dan kelaskaran seperti GPPI, Muslimat Hizbullah, Sabilillah, barisan Mujahidin.
Beliau wafat pada tanggal 25 Juli 1947 M, dengan meninggalkan sebuah ketinggalan yang monumental yang berupa pondok pesantren Tebu Ireng yang tertua dan terbesar untuk kawasan Jawa Timur.4)

C.    Al-Irsyad
Al-Irsyad adalah perpecahan dari organisasi Jami’ar Khair, menurut Steengrinis pada tahun 1913 telah terjadi perpecahan di kalangan Jami’at Khair mengenai hak istimewa golongan Sayyid.
Al-Irsyad didirikan pada tanggal 1913 dan mendapatkan pengesahan dari Belanda pada tanggal 11 Agustus 1954.
Al-Irsyad mempunyai dua tujuan utama :
1.      Merubah tradisi dan kebiasaan orang-orang Arab tentang kitab suci, bahasa Arab, bahasa Belanda dan bahan lainnya.
2.      Membangun dan memelihara  gedung pertemuan, sekolah dan unit percetakan.5)
 Salah satu perbudakan yang dilakukan Al-Irsyad adalah pembaharuan di bidang pendidikan. Pada tanggal Al-Irsyad adalah pembaharuan di bidang pendidikan. Pada tahun 1913 di dirikan sebuah perguruan modern di Jakarta dengan sistem kelas. Materi pelajaran yang diberikan adalah pelajaran umum, disamping pelajaran agama. Sekolah Al-Irsyad berkembang dan meluas sampai ke kota-kota dimana yang lama belajarnya 2 tahun.
Pemimpin-pemimpin Al-Irsyad dalam pendidikan banyak dipengaruhi Muhammad Abduh. Dalam mendidik seorang anak, menurut mereka, hendaklah di tekankan pada tauhid, fiqih dan sejarah.
Salah satu yang cukup baik dilakukan Al-Irsyad pada tahun 1930 – an adalah disediakan beasiswa untuk beberapa lulusannya untuk belajar di luar negeri terutama di Mesir. Meskipun alumni yang mereka kirim tidak banyak memberikan kontribusi, tetapi yang jelas upaya penyediaan beasiswa untuk merupakan langkah maju pada saat itu.
BAB  III

PENUTUP


Kesimpulan
A.    KH. Ahmad Dahlan
Beliau mendirikan organisasi Muhammadiyah pada tanggal 10 Nopember 1912 di Yogyakarta yang bertujuan untuk membebaskan umat Islam dari kebekuan dalam segala bidang kehidupan dan praktek-praktek agama yang menyimpang dari kemurnian Islam.
B.     KH. Hasyim Asy’ari
Beliau mendirikan Nahdlatul Ulama pada tanggal 31 Januari 1926            di Surabaya yang bermaksud memegang teguh salah satu mazhab dan mengerjakan apa-apa yang menjadikan kemaslahatan untuk agama Islam.
C.     Al-Irsyad
Didirikan tahun 1913 yang bertujuan :
  1. Merubah tradisi dan kebiasaan orang-orang Arab tentang kitab suci, bahasa Arab, bahasa Belanda dan bahasa lainnya.
  2. Membangun dan memelihara gedung pertemuan sekolah dan unit percetakan.

Di dalam makalah kami kali ini mungkin banyak kekurangannya. Untuk itu kami minta kritik dan saran yang membangun. Harapan penyusun semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.

DAFTAR  PUSTAKA


1.      Drs. H. Djamaludin, Drs. Abdullah Aly, Kapita Selekta, Pendidikan Islam.
2.      Asrohah Harun, M.Ag, Sejarah Pendidikan Islam.
3.      Prof. H. Yunus Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, PT. Hidakarya Agung, Jakarta, 1979.
4.      Sugeng Solehudin, Kumpulan Makalah-Makalah.


1) Sugeng Solehudin, Kumpulan Makalah-Makalah.
2) Prof. H. Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, PT. Hidakarya Agung, Jakarta, 1979, hal. 268.
3) Ensiklopedia Islam, Depag RI, 1993, hal. 790.
4) Drs. H. Djamaludin, Kapita Selekta, Pendidikan Islam.
5) Delier Nocv., Op.Cit, hal. 73.

0 komentar:

Posting Komentar

Followers