PEMBAHASAN
A.
KH.
Ahmad Dahlan
KH. Ahmad Dahlan lahir tahun 1868
/ 1923 di Kauman Yogyakarta. Dengan nama kecilnya M. Darovis, beliau anak ke –
4 dari KH. Abu Bakar bin Sulaiman ( khotib di Masjid Agung Kesultanan
Yogyakarta ) dan ibunya adalah Putri H. Ibrohim ( penghulu ).
Ahmad Dahlan ialah orang yang
berpandangan dan bersikap kritis terhadap pola pendidikan tradisional yang ada
pada saat itu. Pendidikan dasarnya tentang agama diperoleh dari lingkungan
keluarganya dan dari pondok pesantren. Diantara gurunya adalah KH. M. Sholeh
dalam bidang Fiqih, KH. Muhsin dan KH. Ahmad Khamid dalam bidang Nahwu, KH. R.
Dahlan dalam bidang Falaq, KH. Mahfudz dan Syekh Khayat dalam bidang Hadits.
Pada tahun 1898 beilau hijrah ke
Makkah untuk menunaikan ibadah haji dan melanjutkan studinya selama 1 tahun.
Beliau belajar agama dari Syaikh Ahmad Khotib ( ulama pembaharu Islam ).
Kemudian pada tahun 1903 beliau kembali mengunjungi Makkah dan menetap disana
selama 2 tahun.
Ide pemikiran KH. Ahmad Dahlan
tentang pembaharuan merupakan ketertarikan beliau terhadap ide pemikiran-pemikiran
tokoh pembaharu Islam seperti Ibnu Taimiyyah, Jamaluddin Al-Afgani, M. Abduh
Rosyid Ridlo dan juga beliau mempelajari perubahan di Mesir, Arab dan India.
Beliau juga aktif di Budi Utomo
tahun 1908, Syarikat Islam tahun 1912. Beliau wafat tanggal 7 Rajab 1240 H / 23
Februari 1923 M dimakamkan di Karang Kajen Kemantren Mergansan Yogyakarta.
1.
Setting
Sosial
Pada
saat ini masyarakat Jawa banyak terpengaruh oleh kebudayaan Hindu sehingga
menyebabkan bercampurnya kebudayaan Hindu dengan pelaksanaan agama Islam.
Contohnya muncul bid’ah, khurafat, takhayul
Masyarakat
Jawa dalam hal pendidikan terjebak pada 2 disiplin ilmu yaitu Mistismi (
tasawuf ) dan fiqh ( mazhab Syafi'i ) 2 ilmu ini sangat mendominasi waktu itu,
sehingga peran logika / akal, ilmu yang sumbernya dari logika kurang diminati,
mereka hanya mempelajari ilmu yang hanya cukup dihafalkan dan dipahami saja.
Sebab-sebab
terjadinya budaya-budaya di atas, dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :
1.
Faktor
Intern
2.
Faktor
Ekstern
Secara
garis besar masalah-masalah yang dihadapi di Indonesia dan di Jawa pada khususnya antara lain :
1.
Kehidupan
agama yang tidak murni
2.
Pendidikan
yang tidak efesien
3.
Kegiatan
para misionaris Kristen
4.
Sikap masa
bodoh dan bahkan anti agama di kalangan intelegensia.1)
Usaha-usaha
yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut
dengan mendirikan Organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah didirikan pada tanggal
10 Nopember 1912 di Yogyakarta.
Muhammadiyah
adalah organisasi Islam yang bergerak dibidang pendidikan, dakwah dan
kemasyarakatan. Tujuan didirikannya organisasi adalah untuk membebaskan umat
Islam dari kebekuan dalam segala bidang kehidupan dan praktek-praktek agama
yang menyimpang dari kemurnian ajaran Islam.
Pada
saat itu belum ada organisasi Islam yang kuat dan maju. Tampillah Muhammadiyah
menjadi organisasi Islam yang ingin memperjuangkan nasib umat Islam. Sebagai
organisasi dakwah dan pendidikan, Muhammadiyah mendirikan lembaga pendidikan
dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.2)
2.
Metode
Pendidikan dan Teori KH. Ahmad Dahlan
Didalam
menyampaikan pelajaran agama, KH. Ahmad Dahlan tidak menggunakan pendekatan
yang tekstual tetapi kontekstual. Pelajaran agama tidak cukup dipahami /
dihapalkan secara kognitis, tetapi harus diamalkan sesuai situasi dan kondisi.
Perlu
diketahui bahwa pada waktu itu terjadi adanya dikolomi pendidikan antara
pendidikan umum dengan agama, yang implikasinya juga menimbulkan dikolomi
antara ulama dan intelek.
Untuk
mewujudkan pendidikan yang maju harus memadukan antara agama dan ilmu-ilmu umum
( sekuler ) sehingga pada tujuan akhirnya dapat menciptakan seseorang pandai
agama ( ulama ) dan juga pandai ilmu-ilmu umum ( intelek ) dengan kata lain
yaitu ulama yang intelek. Dalam pembaharuannya dalam pendidikan sesuai dengan
kondisi waktu itu beliau memakai teori yang disebut “Synthetiec Scientis
Theory”.
3.
Ide dan
Tokoh Pemikiran Pendidikan
Menurut
beliau tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang lain dalam ilmu
agama, berpandangan luas dengan memiliki pengetahuan umum dan siap berjuang,
mengabdi untuk bangsa dan negaranya.
Ide
pokok-pokok pendidikan beliau adalah :
1.
Kurikulum
/ materi pendidikan hendaknya meliputi dari pendidikan moral, pendidikan
individu dan pendidikan kemasyarakatan.
2.
Mengadopsi
sistem pendidikan yang bagus dan Barat.
3.
Memperkenalkan
manajemen yang modern ke dalam sistem pendidikan.
4.
Mengajarkan
sikap hidup yang terbuka dan toleran serta siap berjuang dan mengabdikan
pikiran dan tenaganya untuk kemajuan Islam.
5.
Mengadakan
perubahan dalam metode pengajaran.
6.
Perubahan
dalam bidang lembaga pendidikan Islam.
4.
Usaha-Usaha
dan Jasa-Jasa KH. Ahmad Dahlan
Cita-cita
beliau adalah memperbaiki masyarakat Indonesia berlandaskan agama Islam.
Usaha-usahanya ditujukan untuk hidup beragama. Keyakinan beliau adalah bahwa
untuk membangun masyarakat bangsa haruslah terlebih dahulu dibangun semangat.
Kalau syarikat Islam usaha-usahanya ditekankan kepada bidang politik
berlandaskan cita agama. Muhammadiyah menekankan usahanya kepada perbaikan
hidup beragama gamal-gamal pendidikan dan sosial.
Usaha-usaha
dan jasa-jasa KH. Ahmad Dahlan :
1.
Mengubah
dan membetulkan arah kiblat yang tidak tepat menurut mestinya.
2.
Mengajarkan
dan menyiarkan agama Islam dengan secara populer.
3.
Memberantas
bid’ah-bid’ah dan khurafat serta adat istiadat yang bertentangan dengan ajaran
agama Islam.
4.
Mendirikan
perkumpulan Muhammadiyah pada tahun 1912 M yang masih hidup dan tersebar di
seluruh Indonesia sampai sekarang.3)
B.
KH.
Hasyim Asy’ari
Moh. Hasyim dilahirkan di Jombang
Jawa Timur pada tahun 1871 M tepatnya 14 Pebruari 1971 atau 24 Dzulqoidah 1287
H. ayahnya bernama Kyai Asy’ari dan Ibunya merupakan keturunan ke – 9 dari Jaka
tingkir Sultan Pajang tahun 1568 H.
Pendidikan Agama beliau peroleh
dari ayahnya tahun 1876 di Pesantren Wonokoyo lalu ke Probolinggo, Pelangitan
dan Trenggilis, Jawa Timur. Ketika umur 15 tahun mondok di Madura Pesantren
Siwalan Panji, beliau memperdalam ilmu fiqh dan mengikuti mazhab Syafi'i.
Ilmu-ilmu yang pernah
dipelajarinya antara lain Tafsir, Hadits, Bahasa Arab, Sastra, Ilmu Sosial.
Hasyim Asy’ari adalah pendidik yang ulung dan luas ilmunya serta memahami jiwa
sang murid. Dalam hidupnya selalu dihiasi dengan perbuatan baik.
1.
Teori
Kependidikan KH. Hasyim Asy’ari
Pemikirannya
dalam dunia pendidikan direalisasikan melalui pendidikan pesantren. Rencana
awalnya dilakukan dengan akan mendirikan pondok pesantren di Tebu Ireng. Ide
itu mendapat tantangan keras dari para kyai dengan alasan sebagai berikut :
1.
Tempat itu
merupakan wilayah yang kurang agamis
2.
Banyak
perampok, pejudi, pelacur yang dikhawatirkan mengganggu proses
belajar-mengajar.
Namun
demikian tidak mengurangi untuk mewujudkan keinginan beliau, alasannya yaitu :
1.
Pesantren
merupakan tempat mempraktekkan ilmu.
2.
Pesantren
sebagai agen sosial untuk perubahan.
3.
Pesantren sebagai
motor penggerak perubahan masyarakat.
Dalam
dunia pendidikan KH. Hasyim Asy’ari mengemukakan beberapa hal yaitu sebagai
berikut :
1.
Memegang
teguh salah satu mazhab yang 4 yaitu Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Maliki dan
Imam Syafi'i.
2.
Memeriksa
kitab sebelum untuk mengajar, supaya diketahui apakah termasuk kitab
ahlussunnah wal jama’ah atau merupakan kitab bid’ah.
3.
Memperhatikan
hal-hal yang berkaitan dengan :
4.
Memperbanyak
madrasah-madrasah yang berdasarkan agama Islam ( Ahlus Surah ).
5.
Mendirikan
badan-badan yang bertujuan untuk memajukan urusan pertanian, perniagaan dan
perusahaan yang tidak dilarang oleh syara agama Islam.
2.
Ide Pokok
Pada
daarnya pokok-pokok pemikirannya tentang pendidikan memuat hal-hal sebagai
berikut :
1.
KH. Hasyim
Asy’ari ingin memadukan budaya tradisional dengan budaya modern dalam hal
kemasyarakatan.
2.
Memadukan
metode tradisional dengan berkembang di masyarakat Islam untuk menyebarkan
agama Islam dalam wilayah masyarakat.
3.
Merombak
sistem pendidikan dalam pesantren disempurnakan dengan pendidikan umum.
3.
Jasa dan
Usaha-Usaha KH. Hasyim Asy’ari
Jasa
KH. Hasyim Asy’ari selain mengembangkan ilmu pimpinan di Pesantren Tebu Ireng adalah
keikutsertaan mendirikan Nahdlatul Ulama. Bahkan ia merupakan Syekhul Akbar dalam
perkumpulan ulama terbesar
di Indonesia.
Nahdlatul
Ulama didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 M di Surabaya. Maksud
didirikannya Nahdlatul Ulama ialah memegang teguh salah satu mazhab dari mazhab
yang empat dan mengerjakan apa-apa yang menjadikan kemaslahatan untuk agama
Islam.
Nahdlatul
ulama berasaskan agama Islam bertujuan sebagai berikut :
a.
Menegakkan
syari’at Islam dengan berhaluan salah satu daripada 4 mazhab.
b.
Mempertinggi
berlakunya hukum Islam dalam masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut diadakan usaha-usaha sebagai berikut
:
1.
Menyiarkan
agama Islam dengan jalan tabligh, kursus dan penerbitan.
2.
Mempertinggi
mutu pendidikan dan pengajaran Islam.
3.
Menggiatkan
usaha-usaha kebajikan ( sosial ).
4.
Menggiatkan
amar ma’ruf nahi munkar dengan jalan sebaik-baiknya.
5.
Mempererat
hubungan diantara umat Islam, terutama para ulama.
6.
Memperhatikan
tentang perekonomian umat Islam.
7.
Mengadakan
kerjasama dengan organisasi yang lain dalam usaha mewujudkan masyarakat Islam.
8.
Memperjuangkan
tujuan itu NU dalam badan-badan pemerintahan.
Selain
itu KH. Hasyim Asy’ari juga duduk dalam MIAI yang kemudian menjadi Masyumi.
Begitu pula dalam gerakan pemuda dan kelaskaran seperti GPPI, Muslimat
Hizbullah, Sabilillah, barisan Mujahidin.
Beliau
wafat pada tanggal 25 Juli 1947 M, dengan meninggalkan sebuah ketinggalan yang
monumental yang berupa pondok pesantren Tebu Ireng yang tertua dan terbesar
untuk kawasan Jawa Timur.4)
C.
Al-Irsyad
Al-Irsyad adalah perpecahan dari
organisasi Jami’ar Khair, menurut Steengrinis pada tahun 1913 telah terjadi
perpecahan di kalangan Jami’at Khair mengenai hak istimewa golongan Sayyid.
Al-Irsyad didirikan pada tanggal
1913 dan mendapatkan pengesahan dari Belanda pada tanggal 11 Agustus 1954.
Al-Irsyad mempunyai dua tujuan
utama :
1.
Merubah
tradisi dan kebiasaan orang-orang Arab tentang kitab suci, bahasa Arab, bahasa
Belanda dan bahan lainnya.
2.
Membangun
dan memelihara gedung pertemuan, sekolah
dan unit percetakan.5)
Salah satu perbudakan yang dilakukan Al-Irsyad
adalah pembaharuan di bidang pendidikan. Pada tanggal Al-Irsyad adalah
pembaharuan di bidang pendidikan. Pada tahun 1913 di dirikan sebuah perguruan
modern di Jakarta dengan sistem kelas. Materi pelajaran yang diberikan adalah
pelajaran umum, disamping pelajaran agama. Sekolah Al-Irsyad berkembang dan
meluas sampai ke kota-kota dimana yang lama belajarnya 2 tahun.
Pemimpin-pemimpin Al-Irsyad dalam
pendidikan banyak dipengaruhi Muhammad Abduh. Dalam mendidik seorang anak,
menurut mereka, hendaklah di tekankan pada tauhid, fiqih dan sejarah.
Salah satu yang cukup baik
dilakukan Al-Irsyad pada tahun 1930 – an adalah disediakan beasiswa untuk
beberapa lulusannya untuk belajar di luar negeri terutama di Mesir. Meskipun
alumni yang mereka kirim tidak banyak memberikan kontribusi, tetapi yang jelas
upaya penyediaan beasiswa untuk merupakan langkah maju pada saat itu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
A.
KH. Ahmad
Dahlan
Beliau mendirikan organisasi
Muhammadiyah pada tanggal 10 Nopember 1912 di Yogyakarta yang bertujuan untuk
membebaskan umat Islam dari kebekuan dalam segala bidang kehidupan dan
praktek-praktek agama yang menyimpang dari kemurnian Islam.
B.
KH. Hasyim
Asy’ari
Beliau mendirikan Nahdlatul Ulama
pada tanggal 31 Januari 1926
di Surabaya yang bermaksud memegang teguh salah satu mazhab dan
mengerjakan apa-apa yang menjadikan kemaslahatan untuk agama Islam.
C.
Al-Irsyad
Didirikan tahun 1913 yang bertujuan :
- Merubah tradisi dan kebiasaan orang-orang Arab tentang kitab suci, bahasa Arab, bahasa Belanda dan bahasa lainnya.
- Membangun dan memelihara gedung pertemuan sekolah dan unit percetakan.
Di dalam makalah kami kali ini mungkin banyak
kekurangannya. Untuk itu kami minta kritik dan saran yang membangun. Harapan
penyusun semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Drs. H. Djamaludin, Drs. Abdullah
Aly, Kapita Selekta, Pendidikan Islam.
2.
Asrohah Harun, M.Ag, Sejarah
Pendidikan Islam.
3.
Prof. H. Yunus Mahmud, Sejarah
Pendidikan Islam di Indonesia, PT. Hidakarya Agung, Jakarta, 1979.
4.
Sugeng Solehudin, Kumpulan
Makalah-Makalah.
0 komentar:
Posting Komentar